Sebuah studi telah menemukan bahwa orang yang memiliki nama yang lebih mudah dieja akan memiliki prospek untuk naik jabatan, sebagaimana yang diberitakan oleh Dailymail.
Ini mungkin dapat menjelaskan mengapa Inggris memiliki Tony dan Dave sebagai perdana menteri, atau Newt dan Mitt kini berlomba-lomba untuk menjadi calon presiden AS.
Para psikolog melakukan beberapa test untuk membuktikan bahwa nama yang mudah dieja, membuat seseorang terbentuk dengan kesan yang positif.
Dalam sebuah survey, mereka menemukan para peserta test ini lebih memilih untuk menggunakan nama seperti Smith dan Gant daripada Colquhon dan Farquharson.
Dari 500 lulusan sekolah hukum dengan tahun akademis yang sama, studi ini menemukan bahwa lulusan dengan nama yang lebih mudah dieja, lebih mudah untuk mendapatkan posisi senior pada firma mereka.
Para peneliti dari Melbourne dan Universitas New York menambahkan, bahwa orang yang memiliki nama depan dan nama belakang yang mudah didengar oleh telinga, ternyata dapat meraih sesuatu yang lebih baik.
Dr Adam Alter, salah satu penulis dalam penelitian itu, mengatakan bahwa dasarnya adalah gampang-tidaknya nama itu disebutkan. Terlepas dari panjang atau seberapa 'umum'nya nama tersebut.
Alter mengatakan bahwa proses pemikiran manusia adalah "bias tersembunyi" karena tidak ada yang menyadari padahal itu dapat mempengaruhi keputusan dan pilihan kita. Hal itu dia ungkapkan kepada Jurnal Ekperimental Psikologi Sosial.
Dia juga menambahkan, orang lebih tertarik dengan nama yang terdengar familiar di kuping mereka, atau mengenali orang berdasarkan negara asal atau latar belakang mereka. (Ant/OL-9)