Pertanyaan Soal Cinta Di Hari Kiamat. Pada hari kiamat kelak,
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist, Allah akan mengundang
orang-orang yang saling mencintai karena Allah untuk berkumpul dalam
naungan-Nya. Disebutkan kelak Allah akan berkata, "Manakah
orang-orang yang saling mencintai karena kebesaran-Ku? Hari ini, aku
akan menaungi mereka dalam naungan-Ku, sedang hari ini tidak ada naungan
lain selain naungan-Ku. Mereka berdiri satu persatu dan kemudian
berkumpul dibawah naungan Allah. Mereka dikumpulkan bukan atas dasar
persamaan derajat, pangkat, kedudukan, keturunan, akan tetapi mereka
saling mencintai karena Allah. Mereka berasal dari berbagai golongan,
suku, ras, dan status sosial. Kecintaan mereka karena Allah lah yang
membuat mereka bisa bertemu dalam satu naungan Allah."
Dalam sebuah hadist disebutkan, ada seseorang yang senantiasa pergi dari satu kampung ke kampung lain untuk mengunjungi saudaranya seiman. Maka, Allah mengutus seorang malaikat untuk menghadangnya di tengah perjalanan. Lalu, ketika orang itu muncul, malaikat yang diutus Allah menyapanya, "Hendak ke manakah engkau?" Ia menjawab, "Aku hendak mengunjungi saudaraku seiman". Malaikat itu bertanya, "Apakah ia memiliki seuatu kenikmatan yang bisa engkau harapkan?" Ia menjawab, "Tidak. Sebab aku mencintainya karena Allah".
Maka malaikat itu berkata, "Ketahuilah, aku ini seorang Malaikat yang diutus Allah kepadamu untuk mengabarkan, bahwa sesungguhnya Allah benar-benar mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya". Artinya, orang itu mengunjungi saudaranya adalah karena terdorong oleh kecintaannya terhadap Allah. Dalam sebuah hadist disebutkan, Rasulullah shallahu alaihi wassalam menuturkan, Allah Ta'ala, berfirman,
"Adalah keniscayaan untuk memberikan kecintaan-Ku kepada orang-orang yang saling mencintai karena Allah dan orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan orang-orang yang bersahabat karena Aku".
Salah satu tanda orang yang beriman, adalah tetap mencintai orang-orang beriman, meskipun tidak pernah meniru amal-amal mereka, dan membenci orang-orang yang berbuat maksiat. Adapun orang-orang munafik, membenci dan memusuhi orang-orang yang taat kepada Allah, dan menyukai (mencintai) orang-orang yang senang berbuat maksiat, serta ikut meniru perbuatan mereka. Itulah perbedaan antara orang yang mencintai karena Allah dan orang yang mencintai bukan karena Allah.
Kebanyakan kita mungkin bersahabat, berniatan jarang dikarenakan karena Allah, karena orang itu shaleh, karena dia rajin kemasjid, karena dia sering memberi nasehat hadist, tetapi seringkali terjebak kepada selain Allah, misalnya bersahabat karena dia orangnya gaul, dia orangnya lucu, menjalin relasi karena dia berharta, karena dia boss, karena dia dan seterusnya.
Menghadiri pengajian karena dia namanya besar, padahal orang-orang shaleh yang terjamin syurga para shahabat Nabi tidak ada yang membesar-besarkan dirinya, bahkan menjaga hatinya agar terjaga dari pujian dan sanjungan, bahkan yang lebih parah lagi menonton artis barat yang amoral tidak ada rasa bersalah bahkan membayar seikhlas-ikhlasnya jutaan RUPIAH, bahkan mengajak kawan-kawannya mensyiarkan "Lady Gaga" yang semua kemasannya maksiat punya, itulah kebanggaan semu demi ketenaran si artis dan rasa keren yang dijadikan hanya sebuah cerita kenangan tak membekas pada keesokan harinya, tidak menjadi amal, semoga Allah membukakan hati saudara-saudara kita karena rasa cinta pun kelak diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT, karena kehidupan bukan hal yang sepele Allah kasih untuk kita.
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa". (QS. Az-Zukhruf [43] : 67)
Artinya, barangsiapa mengasihi temannya karena Allah Ta'ala niscaya temannya itu akan menjadi temannya di akhirat. Karena Allah jadi didalamnya tidak ada pelanggaran, tidak ada niatan selain karena kesamaan visi ketaatan, dan saling mensupport menuju ketaqwaan kepada Robb-Nya berdasarkan Qur'an dan Sunnah, bukan berdasarkan karangan dan mereka-reka sendiri alias ngarang.
Semua ada tuntunannya, terlebih Agama Allah ini karena ini menyangkut keselamatan kita didunia dan akhirat.
Dalam sebuah hadist disebutkan, ada seseorang yang senantiasa pergi dari satu kampung ke kampung lain untuk mengunjungi saudaranya seiman. Maka, Allah mengutus seorang malaikat untuk menghadangnya di tengah perjalanan. Lalu, ketika orang itu muncul, malaikat yang diutus Allah menyapanya, "Hendak ke manakah engkau?" Ia menjawab, "Aku hendak mengunjungi saudaraku seiman". Malaikat itu bertanya, "Apakah ia memiliki seuatu kenikmatan yang bisa engkau harapkan?" Ia menjawab, "Tidak. Sebab aku mencintainya karena Allah".
Maka malaikat itu berkata, "Ketahuilah, aku ini seorang Malaikat yang diutus Allah kepadamu untuk mengabarkan, bahwa sesungguhnya Allah benar-benar mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya". Artinya, orang itu mengunjungi saudaranya adalah karena terdorong oleh kecintaannya terhadap Allah. Dalam sebuah hadist disebutkan, Rasulullah shallahu alaihi wassalam menuturkan, Allah Ta'ala, berfirman,
"Adalah keniscayaan untuk memberikan kecintaan-Ku kepada orang-orang yang saling mencintai karena Allah dan orang-orang yang saling mencintai karena Aku dan orang-orang yang bersahabat karena Aku".
Salah satu tanda orang yang beriman, adalah tetap mencintai orang-orang beriman, meskipun tidak pernah meniru amal-amal mereka, dan membenci orang-orang yang berbuat maksiat. Adapun orang-orang munafik, membenci dan memusuhi orang-orang yang taat kepada Allah, dan menyukai (mencintai) orang-orang yang senang berbuat maksiat, serta ikut meniru perbuatan mereka. Itulah perbedaan antara orang yang mencintai karena Allah dan orang yang mencintai bukan karena Allah.
Kebanyakan kita mungkin bersahabat, berniatan jarang dikarenakan karena Allah, karena orang itu shaleh, karena dia rajin kemasjid, karena dia sering memberi nasehat hadist, tetapi seringkali terjebak kepada selain Allah, misalnya bersahabat karena dia orangnya gaul, dia orangnya lucu, menjalin relasi karena dia berharta, karena dia boss, karena dia dan seterusnya.
Menghadiri pengajian karena dia namanya besar, padahal orang-orang shaleh yang terjamin syurga para shahabat Nabi tidak ada yang membesar-besarkan dirinya, bahkan menjaga hatinya agar terjaga dari pujian dan sanjungan, bahkan yang lebih parah lagi menonton artis barat yang amoral tidak ada rasa bersalah bahkan membayar seikhlas-ikhlasnya jutaan RUPIAH, bahkan mengajak kawan-kawannya mensyiarkan "Lady Gaga" yang semua kemasannya maksiat punya, itulah kebanggaan semu demi ketenaran si artis dan rasa keren yang dijadikan hanya sebuah cerita kenangan tak membekas pada keesokan harinya, tidak menjadi amal, semoga Allah membukakan hati saudara-saudara kita karena rasa cinta pun kelak diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT, karena kehidupan bukan hal yang sepele Allah kasih untuk kita.
(الْأَخِلَّاء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ ﴿٦٧
"Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa". (QS. Az-Zukhruf [43] : 67)
Artinya, barangsiapa mengasihi temannya karena Allah Ta'ala niscaya temannya itu akan menjadi temannya di akhirat. Karena Allah jadi didalamnya tidak ada pelanggaran, tidak ada niatan selain karena kesamaan visi ketaatan, dan saling mensupport menuju ketaqwaan kepada Robb-Nya berdasarkan Qur'an dan Sunnah, bukan berdasarkan karangan dan mereka-reka sendiri alias ngarang.
Semua ada tuntunannya, terlebih Agama Allah ini karena ini menyangkut keselamatan kita didunia dan akhirat.