menu

Welcome...Pasang Status Facebook Sahabat Disini

Senin, 15 Oktober 2012

Bahaya dan Bagaimana Melawan Korupsi


Korupsi,Korupsi, Korupsi, sekali lagi ah KORUPSI!!! Korupsi itu bukan warisan kan? tapi kenapa keberadaannya seakan turun menurun tanpa henti. Korupsi itu juga bukan kebiasaan kan? tapi kenapa keberadaannya terlalu biasa terlihat disekitar kita. Dan Korupsi itu bukan panu kan? tapi kenapa keberadaannya susah dibasmi, seolah semakin digaruk semakin menjamur. Dan lagi Korupsi itu berbahaya kan? bisa merugikan baik perorangan ataupun orang banyak bahkan bisa merugikan negara. Kalo korupsi terus dipelihara yang ada negera ini akan binasah dengan sendirinya bagai dijajah oleh rakyatnya sendiri. Pembangungan rapuh, keamanan rusuh, perekonomian lusuh, politik kisruh, ya pokoknya ricuh diberbagai bidang gitulah. Terus kalo korupsi sudah jadi nomer satu, nantinya tidak akan ada lagi yang namanya kejujuran ataupun keadilan karena telah habis diperjual belikan. Kalo sudah begitu, segala sesuatu akan berjalan mudah jika ada uang, tanpa uang selaganya jadi seret. Contoh mudah yang mungkin sudah biasa:
  • Jadi pegawai P bayar sogokan Rp xxx.xxx.xxx }–> orang berduit bisa dengan mudah jadi pegawai
  • Kena kasus hukum bayar sogokan Rp xxx.xxx.xxx }–> orang bersalah bisa bebas dari hukuman
  • Masuk sekolah/kuliah bayar sogokan Rp xxx.xxx.xxx }–> orang gak pinter bisa masuk kesekolah bergengsi
  • Mau SIM A/C nembak Rp xxx.xxx.xxx }–> orang yang belum berumur atau belum lihai nyetir bisa sok ngebut dijalanan
  • Kena tilang bayar Rp xxx.xxx }–> melanggar apapun beres tanpa ribet
  • Anggaran pembangunan proyek Rp xxx.xxx.xxx.xxx yang keluar Cuma Rp xx.xxx.xxx, sisanya masuk kantong pribadi }–> alhasil pembangunan baru beberapa saat sudah keburu peyot.
  • Anggaran Pendidikan Rp xxx.xxx.xxx.xxx ditilep Rp xx.xxx.xxx.xxx }–> alhasil fasilitas pendidikan yang harusnya bagus jadinya buruk.
  • Yang masih sekolah/kuliah harusnya bayar Cuma Rp xxx.xxx tapi minta ke orang tuanya Rp x.xxx.xxx kelebihannya untuk jajan.
  • Dll
Dan mungkin banyak contoh lain yang lebih sederhana yang biasa terjadi disekitar kita atau bahkan secara tidak sadar kita juga melakukannya. Dari sedikit contoh diatas yang pernah aku lakukan kala tahun 2009 adalah yang waktu bikin SIM sama waktu ketilang. Waktu bikin SIM gak ada pilihan lain, begitu datang langsung disuruh bayar sekian yang nominalnya jauh lebih besar dibanding nominal yang tertera dalam kuitansi, terus esok harinya disuruh datang lagi untuk ikut tes, udah bayar mahal masih dites pula (tapi katanya waktu itu tesnya cuma buat formalitas gitu). Terus sejauh ini aku kena tilang sekali, waktu kena tilang itu juga gak dikasih pilihan lain, langsung disuruh bayar sekian, padahal masalahnya Cuma aku parkir diseberang jalan kala mau ke ATM, aku dianggapnya melanggar jalur.
Terus aku ingat juga dulu waktu hendak pemilihan bupati, malam-malam ada yang datang kerumah menawarkan uang sogokan Rp 25.000 per orang dengan syarat dimintai tanda tangan untuk nantinya memilih calon yang sudah tentukan. Kala itu aku tetap diam dikamar karena aku enggak mau tandatangan, aku mikirnya dari pada dikasih uang 25 ribu tapi modusnya kayak gitu mending aku dikasih duit sejuta tapi iklas tanpa modus. Ternyata kakak-kakak ku juga menolak. Terus yang bincang-bincang sama orang itu bapakku, aku kira bapakku mau menerima ternyata juga menolak. Tapi dari cerita-cerita tetangga banyak yang mau menerima, ya endinggnya yang menang jadi bupati ya yang bagi-bagi duit itu.
Cerita lainnya adalah di ndeso-ku cerita orang masuk jadi PNS bayar sekian juta-juta itu sudah biasa dan banyak yang mau, bahkan mungkin sampai ngantri-ngantri. Caranya ya tinggal daftar aja ke bupatinya yang itu atau datang ke orang yang sudah biasa masukin pegawai via jalur nyogok. Orang yang terkenal ngangkatin pegawai via nyogok di ndeso-ku itu rumahnya beda desa sih tapi aku tau orangnya, tau gimana anak-anaknya dan aku tau se keluarga besarnya jadi PNS semua. Kalau menurut-ku kenapa orang-orang itu pada mau bayar sekian juta-juta untuk bisa jadi PNS adalah masalah gengsi, karena kalo di ndeso-ku status PNS itu wow gitu. Itulah mengapa mereka rela jual tanah atau sawah demi status PNS.
Dan pada nyatanya meski kita sadar ada kisah korupsi disekitar kita namun kita cuek-cuek saja kan, seolah itu semua adalah hal lumrah yang tidak perlu dipermasalahkan karena toh mereka bayar pakai uang sendiri gitu to, terus dosa juga ditanggung sendiri gitu loh. Eh tapi kelakuan seperti itu sebenarnya tidak pantas dibiarkan loh, itu sama aja membudayakan korupsi. Terus gimana agar modus-modus korupsi yang biasa terjadi disekitar kita itu benar-benar bersih? Ketak-ketik ide sederhana ku sih begini:
Mulai dari diri sendiri
Berani menolak untuk membayar atau dibayar, maksud membayar dan dibayar disini yang kategori menyogok atau menggelapkan uang loh ya. Kalo membayar utang atau dibayar gajinya gitu ya itu silakan dilanjutkan. Sederhananya selama ada yang mau membayar dan menerima sogokan (suap-menyuap) atau penggelapan maka korupsi akan tetap ada. Suap menyuap atau penggelapan adalah contoh korupsi yang gampang dijumpai, selebihnya ada grafitifikasi, pemerasan dan sekitarnya.
Contoh sederhana untuk memulai, misal buat yang masih sekolah/kuliah kalo misal bayar buku aslinya cuma Rp 27.000,00 minta ke ortunya Rp 62.000,00 (jumlah nominal untuk sekedar contoh belaka). Apa ada yang kelakuannya model begitu? Ada, tapi bukan aku loh ya, aku dulu gak begitu, tapi aku lihatnya teman-temanku ada yang kayak gitu, melebih-lebihkan bayaran. Ibaratnya itu sama orang tua sendiri aja berani korupsi apa lagi sama yang lain gitu. Terus yang pengen jadi PNS atau pengawai lainnya dengan rencana bayar berjuta-juta, mending gak usah pakek bayar tapi keterima dari pada bayar tapi keterima, karena kalo bayar tapi keterima itu berarti dari awal anda sudah memulai profesi anda dengan korupsi dan itu mana halal? Dengan memulai dari diri sendiri untuk tidak mau berbuat korupsi mungkin bisa membantu mumutuskan mata rantai korupsi.
Bentuk KPK tingkat daerah
Sebenarnya aku sudah pernah baca sih, wacana KPK tingkat daerah itu tidak disetujui DPR konon untuk penangan kasus korupsi tingkat daerah itu konon bisa jaringan kerja dengan polisi dan kejaksaan di daerah serta berbagai pihak. Tapi kenapa aku masih juga tulis sesuatu yang sudah ditolak. Gak papa, siapa tau habis ditulis terus semua pada mengiyakan, terus banyak yang membicarakan terus itu yang nolak akhirnya gundah gulana gitu. DPR aja sampek tingkat daerah, masak KPK tak ada. Korupsi aja ada sampai tingkat daerah masak pemberantasnya tak ada. Kalo misal mengandalkan polisi atau kejaksaan setempat, ya mereka mungkin sudah saling kenal yang ada nanti saling sogok lagi. Harusnya ada lembaga kusus yang nangani gitu, yang gak pandang bulu, yang gak pro korupsi. Jadi kalo misal ada kasus korupsi masyarakat bisa lapor gitu, terus yang mengusut selanjutnya sang pemberantas itu. Mungkin juga kan orang-orang pada cuek melihat kasus korupsi disekitarnya karena cari posisi aman, tidak mau ambil resiko kalo-kalo dimusuhi sama koruptor, karena koruptor itu punya uang, ia bisa bayar preman untuk meneror atau memberi pelajaran sama orang yang macam-macam dengannya, bayar pengadilan dan bayar apapun untuk melindungi diri. Dengan memberantas korupsi hingga tingkat daerah mungkin bisa membantu memutus mata rantai korupsi.
Hukuman yang pantas
Hukuman korupsi di Indonesia sepertinya tidak ditakuti dan tidak member efek jera ya? Sering kali ada kasus korupsi yang hebohnya luar biasa menyita pemberitaan diberbagai media tapi begitu jatuh pada vonisnya Cuma dapat hukuman sekian bulan atau sekian tahun saja, udah gitu itu nanti dapat potongan-potongan. Terus harta dari hasil korupsinya juga masih tetap aman, jadi setelah keluar dari penjara juga masih tetap bisa hidup mewah, jagi apa yang mesti ditakutkan? Kalo misal hukuman mati? Ah, itu kontroversi. Mungkin kalo hukumannya berasa berat, bisa membuat orang ngeri untuk berbuat korupsi gitu bisa membantu memutus mata rantai korupsi.
Pendidikan dan penyuluhan
Aku pernah baca-baca, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memutuskan untuk menerapkan Pendidikan Antikorupsi dalam kurikulum prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi mulai tahun ajaran 2012/2013. Semoga itu benar-benar terealisasikan, materi-materinya semoga bisa benar-benar menanamkan jiwa anti korupsi pada para generasi penerus jadi bukan hanya sekedar konsep belaka. Kalau soal penyuluhan itu, ya dimasyarakat terutama didesa kan untuk menjadi pengawai PNS atau lainnya yang dianggap wow itu dengan membayar berjuta-juta pun rela gitu, terus kalo misal ada pemilihan lurah atau bupati ada yang bagi-bagi duit mereka juga mau banget gitu, itu berarti perlu diberi penyuluhan juga kan, bahwa kelakuan seperti itu tidak benar. Jadi tidak hanya mereka yang masih sekolah atau kuliah saja yang diberi pendidikan anti korupsi tapi warga desa pun juga diberi penyuluhan untuk tidak pro korupsi. Kalo misal dari pelajar sampai masyarakat sama-sama dapat pendidikan tentang korupsi mungkin bisa membantu memutuskan mata rantai korupsi.
Perbaikan dilingkungan institusi
Pengawai pajak korupsi ada, Korlantas korupsi ada, Kitab suci dikorupsi ada pula, itu baru yang ketahuan dan diberitakan dimedia, yang belum ketahuan mungkin ada yang lebih dari itu. Itu berarti dalam aneka institusi itu terdapat orang-orang yang doyan banget korupsi. Bahkan dalam sebuah berita (detiknews) pak Nanan, Wakpolri bilang:
“Jadi kita nggak usah munafik, termasuk saya. Kalau hanya dari gaji nggak akan cukup. Yang jelas bagaimana caranya kita tidak boleh menerima gratifikasi apapun bentuknya. Komitmen ini yang berat”.
Beliau ngaku kalau hanya dari gaji gak cukup, beratnya lagi beliau ngaku “Komitmen ini yang berat” yaitu komitmen untuk tidak boleh menerima gratifikasi apapun bentuknya. Terus gimana memperbaikinya? Yang mungkin mereka yang keberatan itu jangan lagi keberatan dengan komitmen yang dianggap berat itu. Terus paling enggak model-model jadi pegawai ini itu dengan modus menyuap itu harusnya benar-benar distop, karena kalo yang masuk itu karena nyogok nanti kalo udah kerja juga pasti doyan nilep dalam rangka balikin modal gitu.
Pada intinya untuk melawan korupsi itu paling sederhana dimulai dari diri sendiri, tapi tentu tidak semua orang mau memulai maka dari itu perlu bersatu bersama dan butuh lembaga pemberantas yang benar-benar anti korupsi, penanaman jiwa anti korupsi sejak dini pada para generasi penerus dan perbaikan segala institusi yang sudah ada sekarang yang didalamnya terdapat pihak-pihak yang doyan korupsi.
Anda sedang membaca artikel tentang Bahaya dan Bagaimana Melawan Korupsi dengan URL http://nakaku.blogspot.com/2012/10/bahaya-dan-bagaimana-melawan-korupsi.html, nakaku mengizinkan Anda untuk menyebar luaskannya atau copy-paste artikel Bahaya dan Bagaimana Melawan Korupsi ini jika memang bermanfaat bagi anda dan orang lain, karena slogan nakaku "Menabur Ketulusan Menuai Kebahagiaan" namun jangan lupa untuk meletakkan link Bahaya dan Bagaimana Melawan Korupsi sebagai sumbernya.
Berikan Komentar Sahabat Nakaku
Langganan Artikel Nakaku

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Jika memang sahabat Nakaku mau copy artikel dan tidak untuk disalah gunakan ikuti langkah berikut :
1. Buka tools
2. option
3. content
4. hilangkan tanda centang enable javascript
5. Selesai

Ini juga berlaku buat blog2 lain yang gak bisa di copy paste koq .
Nakaku Update Ini Milik Fredian Maechosa/object>
|SELAMAT DATANG DI NAKAKU MEDIA|TEMPATNYA DOWNLOAD BAHAN KULIAH, PUISI, TRIK BLOG, SHARE PENGALAMAN DAN ILMU PENGETAHUAN|